Kapan Jalan Diperbaiki

Rabu, 25 Mei 2011



 

TUNGGU KORBAN: Inilah lubang maut yang sudah menjungkalkan belasan pengendara sepeda motor dan mengamblaskan mobil, kapan kiranya akan diperbaiki. Foto: Arni/ Pontianak Post
SEKADAU – Lubang tengah jalan di depan Hotel Multi Sekadau kembali makan korban. Beberapa malam lalu dikabarkan seorang pengendara motor terjungkal akibat jamping di gundukan tanah dan batu yang ditumpukan sekitar lubang yang muncul akibat jebolnya gorong –gorong badan jalan provinsi ini. Sejak awal 2010 sampai dengan pertengahan 2011 ini terhitung belasan pengendara sepeda motor dan mobil sudah menjadi bagian dari daftar korban terjugkal di lubang ini. Di sekitar areal lubang ini, hanya diberi tanda dengan sebuah kursi sopa dan tanah kuning yang bertumpukan.

Informasi yang dihimpun Pontianak Post, korban kali ini diperkirakan anak ABG yang senang kebut-kebutan di  jalan raya. Namun karena kejadian ini menjelang tengah malam hanya beberapa warga dan saksi yang mengetahui dan memberi pertolongan pada korban yang tak diketahui nama dan identitasnya.“Dia bilang bahu kananya ngilu karena terhempas, motornya nyangkut di gundukan tanah sekitar lubang,”tutur Hery salah seroang saksi yang menolong korban malam kejadian.Beruntung, si korban diceritakan Hery tidak mengalami luka serius. Namun diperkirakan mengalami pergeseran tulang bahu kanan. Seakan tak menimbulkan masalah lubang ini terus menerus dibiarkan hingga kian hari kian menghawatirkan jika pondasi sekitaran lubang yang berada dibagian bawah gorong-gorong saluran air ini ambruk dan menimbulkan permasalahan baru.

“Seperti sebuah pemandangan unik bagi tentunya bagi warga kabupaten lain yang melintas di jalan dalam kota kita, ketika melihat lubang itu tetap ada selama bertahun-tahun,”sambung Hery kesal dengan kondisi lubang yang beberapa waktu lalu pernah juga ditanamai warga dengan pohon pisang sebagai ungkapan kekesalan.Selama senggang waktu jebolnya badan jalan ini, berbagai cara masyarakat yang kesal dengan kualitas jalan dan tidak adanya upaya perbaikan dari pihak terkiat sudah dilakukan mulai dari memberi tanda peringatan, menancapkan sebatang pohon pisang  hingga meletakan sebuah sopa kosong di sekitaran lubang.Namun sepertinya sindiran masyarakat ini tak cukup ampuh untuk membuka mata para pengurus jalan raya. Parahnya lagi belum ditambalnya lubang ini yang diberi tanda tanah kuning dan sopa kosong menjadikan badan jalan menjadi menyempit hingga para pengguna kendaraan yang melintas dan berpapasan di sekitar ruas jalan jebol ini hendaknya berhati-hati jika tidak ingin menjadi korban laka-lantas akibat menyempitnya badan jalan.

Waduh, Kondisi Sepakbola Indonesia sudah sangat memprihatinkan

Jakarta – Pengamat sepak bola dan politik, Ari Junaedi, menilai persepakbolaan Indonesia berada dalam kondisi sangat darurat. Tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu keputusan Badan Sepak Bola Dunia (FIFA). Ide untuk menggelar kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI dadakan sebelum 30 Mei menurutnya tidak perlu dilakukan.
“Semua pihak sebaiknya menahan diri. Lebih baik berkompromi mencari solusi terbaik demi sepak bola Indonesia,” kata Ari saat dihubungi, Rabu, 25 Mei 2011.
Ari berpendapat langkah Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng yang berupaya mempertermukan Komite Normalisasi, kelompok 78 pemilik suara PSSI, KONI/KOI, serta Arifin Panigoro dan Jenderal George Toisutta, udah tepat. “Semuanya harus disatukan dalam satu kerangka,” katanya.
Masukan dari semua pihak itu nantinya bisa disampaikan ke FIFA melalui Komite Normalisasi atau KONI/KOI. Pemerintah melalui Duta Besarnya di Swiss juga bisa melakukan negosiasi ke FIFA. Langkah ini seiring dengan langkah Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar yang akan melaporkan langsung ke FIFA agar Indonesia terhindar dari sanksi atau merinagankan sanksi jika harus kena.
Kegagalan Kongres PSSI 20 Mei lalu, kata Ari, karena kelompok yang mengaku mayoritas dengan 78 suara ngotot mengusung Arifin dan Toisutta. Padahal FIFA jelas-jelas telah melarang pencalonan keduanya. Wakil FIFA, Thierry Regenass, juga telah menjelaskan langsung, tapi mereka tetap tidak bisa menerima kenyataan itu.
Ari mengganggap penyelenggaraan Kongres PSSI dadakan hanya akan menambah persoalan baru. “Satu persoalan belum selesai malah mau menambah persoalan baru,” kata Doktor Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Padjadjaran Bandung itu.
Ari mengingatkan, semua pihak harus berpikir tentang kerugian besar yang akan diderita Indonesia apabila Indonesia diberi sanksi FIFA. “Pikirkan tentang nasib pemain sepak bola, sponsor, hingga penjual teh botol,” ujarnya.

Bukti ke-egoisan K-78 : Jikapun di Sanksi dari FIFA itu tak akan lama

Selasa, 24 Mei 2011


Selain memaksakan kehendak untuk mengajukan George T dan Arifin P untuk maju dalam bursa pemilihan ketua umum PSSI, Kelompok 78 juga optimistis jika memang Indonesia di beri sangksi oleh lembaga tertinggi sepakbola Dunia (FIFA) itu sangsinya tak akan lama, asumsi tersebut tentu membuat kita sebagai pecinta sepakbola geram, betapa tidak dengan istilah itu seakan-akan tindakan yang K-78 lakukan selama kongres kemaren bukan menjadi masalah, jadi GT dan AP tetap wajib menjadi kandidat Bursa ketua Umum PSSI.
Kelompok 78 menilai kekhawatiran bakal dijatuhkannya sanksi FIFA kepada Indonesia terlalu berlebihan. Menurut dia, kalaupun benar  dijatuhi sanksi, durasinya tidak akan lama. Demikian disampaikan Wisnu Wardana, Juru Bicara Kelompok 78 yang juga Ketua Umum Persebaya seperti yang di lansir dari Vivanews.com
“Saya yakin tidak sanksi dari FIFA karena kita tidak melanggar statuta dan juga tidak ada intervensi pemerintah. Semua mengikuti proses,” kata pendukung Jenderal TNI George Toisutta dan pengusaha-politisi Arifin Panigoro ini.
“Sebelumnya kalau ada negara yang diberi sanksi terjadi karena melanggar statuta atau intervensi pemerintah. Itu pun tidak lama. Yunani cuma dihukum empat hari. Peru satu bulan. Irak tiga bulan. Kuwait tidak sampai setengah bulan. Jadi, tidak akan lama.”
Kongres PSSI pada 20 Mei lalu kembali kisruh dan dihentikan di tengah jalan oleh Ketua Normalisasi Agum Gumelar yang memimpin sidang. Agenda utama Kongres, yakni memilih Ketua Umum PSSI yang baru, pun tak bisa terlaksana.
Saat itu Agum, atas desakan perwakilan FIFA, memutuskan untuk menutup Kongres karena menilai suasana sudah tidak kondusif. Peserta Kongres yang tergabung dalam Kelompok 78 terus menginterupsi sidang. Mereka ngotot mengegolkan calon mereka George-Arifin yang dilarang FIFA mengikuti pemilihan, Seorang di antaranya bahkan mengancam akan mengeluarkan mosi tidak percaya kepada FIFA. Kondisi ini nyaris serupa dengan Kongres PSSI di Pekanbaru, Riau, Maret lalu, yang berakhir ricuh. Nasib sepakbola Indonesia akan ditentukan pada rapat Exco FIFA pada 30 Mei 2011. Saat ini, Komite Normalisasi sedang menyusun laporan mengenai kongres yang bubar tanpa menghasilkan keputusan tersebut.
intinya K78, gak usah memaksakan kehendak, K78 bukan dukun yang tau berapa lama akan di sanksi, K78 adalah bagian dari NKRI yang ingin memajukan persepak bolaan di Indonesia, maka turutlah mengerti apa yang teman2 pecinta bola mau,…salam damai seperti sebuah komentar dari pembaca di sebuah media

SARAN ANDA ?

Senin, 23 Mei 2011

APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN OLEH PSSI ????

Inilah Alasan Agum Membubarkan Agenda Kongres PSSI

Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar menyatakan observer FIFA, Thierry Regenass gerah dengan suasana Kongres PSSI di Hotel Sultan, 20 Mei kemarin, dan meminta dirinya untuk menunda Kongres PSSI.
Agum menjelaskan kronologis ricuhnya kongres, dari sudut pandangnya, dengan didampingi Joko Driyono dan dua anggota Komite Normalisasi lainnya, di kantor PSSI Senayan, Jakarta, Senin (23/5).
“Awalnya, ketika pembukaan, semua berjalan lancar. Lalu, ketika sidang, mulai muncul interupsi-interupsi. Awalnya ingin voting tertutup. Namun, menurut pertauran harus voting terbuka dan saya ikuti,” ucapnya mengawali.
“Namun, habis break, segalanya kian sulit.”
“Penjelasan Regenass soal George Toisutta dan Arifin Panigoro, kenapa mereka tidak boleh mencalonkan diri, itu yang memicu suasana menjadi panas. Lalu, ada anggota kongres yang mengeluarkan kata-kata tak pantas kepada Regenass, wakil FIFA dan wakil AFC.”
“Setelah itu Regenass membisiki saya, dan bilang kalau kongres tidak bisa dilanjutkan. Namun, saya selalu mengatakan kepadanya untuk tunggu dulu,” jelas Agum.
Ia kemudian menceritakan lagi bahwa ketika ada pernyataan mosi tidak percaya dari peserta kongres, Regenass sudah meminta untukundur diri. Namun, Agum tetap menahan pria yang pernah mengesahkan statuta PSSI dan status Nurdin Halid tersebut.
Agum akhirnya mengetuk palu sendiri ketika dirinya merasa suasana sudah tidak kondusif.
“Regenass, melalui penerjemahnya, mengatakan kepada saya bahwa mereka sudah ingin pergi dari kongres. Karena melihat situasi tidak kondusif, saya pun memutuskan untuk menutup sidang.”
Dituturkan Agum, ia sempat bertemu dengan Regenass dan Frank van Hattum, perwakilan FIFA lainnya, di hotel tempat mereka menginap keesokan harinya, 21 Mei 2011. Agum memberikan penjelasan bahwa mereka sudah berusaha menjalankan kongres dengan baik.
“Dan saya sudah bilang kepada Regenass agar Indonesia tidak dikenanakan sanksi. Namun, ekspresi Regenass dan Van hattum terlihat dingin dan diam.”
“Lalu keduanya bilang kepada saya, ‘Anda sudah melihatkan semuanya bagaimana dan bagaimana kami dipermalukan di depan kongres. Ya, nanti tunggu sajalah di sidang kongres exco FIFA pada akhir bulan’,” tukas Agum.