" Benahi Struktur Pengurus Dulu, Baru di Jual "

Senin, 16 Mei 2011

Meski dikabarkan tengah didekati beberapa pihak yang tertarik dengan Arema, namun nampaknya masih ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh klub berlogo kepala singa ini untuk bisa mendapatkan pemodal baru. Struktur kepengurusan dan perencanaan bisnis adalah yang krusial.
Branding Payung. Salah satu sponsor Arema musim ini. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)
Branding Payung. Salah satu sponsor Arema musim ini. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)
Chief Executive Officer PT Liga Indonesia Joko Driyono menuturkan, penjualan Arema tak bisa begitu saja dilakukan. Ada aspek-aspek minus yang harus terlebih dahulu dibenahi. “Sesungguhnya, sangat tak gampang menyerahkan Arema ke investor. Apa pun istilahnya, seperti dijual, penyerahan hak kelola, tetap sangat sulit dilakukan jika kondisi Arema seperti itu. Strukturisasi dan business plan, khususnya financial planning, harus segera dilakukan,” ujar Joko seperti dilansir Tempo (16/5).
Pendapat dari pria yang diminta kembali terlibat dalam “mengobati” Arema ini tentu tak bisa dilihat sebelah mata. Mengingat, secara struktur, Arema memang amburadul. Soal koordinasi dan pemegang kendali yang tidak jelas pun akhirnya menyeruak ke ranah publik. Sejumlah posisi jabatan kosong tapi tak segera diisi lewat sistem dan mekanisme yang berlaku di Yayasan Arema maupun di PT Arema Indonesia. Belum lagi praktis secara keseluruhan, operasional Arema dilakukan oleh orang-orang yang berada di luar struktur kepengurusan. Walhasil situasi ini turut menyumbang terjadinya ketidakharmonisan antar petinggi Arema sendiri.
Masih menurut Joko, yang paling dibutuhkan oleh Arema sekarang ini adalah personel yang profesional dan mumpuni untuk menyusun rencana bisnis Arema dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. “Jangka pendeknya untuk satu musim, jangka menengahnya untuk 2-5 tahun, dan jangka panjangnya untuk 10 sampai 20 tahun ke depan agar agar calon investor, calon pembeli, atau siapa pun yang berminat masuk tahu persis kondisi obyektif dan kondisi faktual Arema. Itu bisa disusun ke dalam prospektus.”
Prospektus adalah gabungan antara profil perusahaan dan laporan tahunan yang menjadikannya sebuah dokumen resmi yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk memberikan gambaran mengenai saham yang ditawarkan untuk dijual ke publik.
Joko yang juga diminta hadir dalam rapat informal di Istana Dieng Club House, milik Iwan Kurniawan (bos PT Anugerah Citra Abadi), pada Rabu malam, 4 Mei silam ini lantas mengurai soal langkah-langkah yang bisa diambil petinggi Arema. “Untuk praktisnya, Arema harus buat prospektus biar calon investor percaya dengan barang yang mau dibeli. Manajemen Arema bisa menyewa tenaga ahli dari luar jika kesulitan menyusun business plan itu.”
Sementara itu, peran Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PSSI tersebut di Arema memang bukan hal baru. Joko pernah “mengobati” Singo Edan di masa transisi sejak Bentoel melepas pengelolaan klub Singo Edan pada 3 Agustus 2009 hingga sekitar Desember tahun yang sama. Joko turut mendesain rencana bisnis Arema walau akhirnya merasa “patah hati” karena tak semua konsep yang dirancang berjalan sesuai kesepakatan di tingkat manajemen.
Menurut kabar, Joko “patah hati” dan malas mengurusi Arema setelah Mochamad Arifin, tenaga freelance yang dipercaya mengurusi pencarian sponsor dan iklan untuk Arema selama semusim, malah diangkat jadi direktur perseroan tanpa sepengetahuan dirinya.
Menurut isi Akta Nomor 122 tanggal 19 Desember 2009, yang dibuat notaris Eko Handoko Widjaja, pengangkatan Arifin diputuskan dalam rapat pemegang saham pada 26 November 2009. Arifin kemudian diganti Siti Nurzanah. Penggantian Arifin dengan Siti Nurzanah diputuskan dalam rapat pemegang saham, 25 Januari 2010. Keputusan rapat ini dikuatkan dalam Akta Nomor 1 bertanggal 1 Februari 2010 yang dibuat Eko Handoko Widjaja.

0 komentar: