PENEBANGAN HUTAN HARUS DIHENTIKAN

Senin, 09 Mei 2011

SEKADAU – Wakil Bupati (Wabup) Sekadau Rupinus meminta penebangan hutan harus dihentikan, jikapun harus dilakukan sebaiknya ingat tebang pilih. Selain itu jangan lupa menanam kembali hutan yang sudah ditebang dan jangan hanya memikirkan keuntungan semata. Banjir akibat hutan gundul bukan dinikmati oleh penebang hutan melainkan masyarakat yang tidak bekerja terkena masalah yang sama.

”Tebang pilih atau melihat pohon yang sudah tidak produktif harus dilakukan penebangan pohon dihutan. Surat keterangan asal usul yang diterbitkan sebaiknya tidak menyalahi dimana surat itu diterbitkan dan dimana melakukan penebangan. Jika banjir karena hutan gundul, masyarakat luaslah yang sama-sama merasakan dampak tersebut,” papar pria yang terkenal ramah itu ketika ditemui diruang kerjanya, kemarin.
Rupinus mengatakan, ingatlah bahwa kayu yang ditebang itu memerlukan proses panjang untuk tumbuh dan berkembang seperti saat ini. Selain itu bila kita ingat menebang pohon, jangan lupa untuk menanamnya kembali. Semua itu untuk kebersamaan dan kelangsungan semua ekosistem yang ada didaerah tersebut.
Selain alam yang sudah ditebang dan lupa ditanami, banjir yang terkadang numpang lewat itu biasanya disebabkan pola alam yang sudah tidak seirama dengan bulan dan tahun. Beberapa tahun silam.”Jika memasuki bulan ini dan warga sudah tahu akan datang musim hujan, sebaliknya musim kemarau yang biasanya digunakan untuk bercocok tanam diladang juga sudah diketahui dengan sangat baik oleh masyarakat. Jika sekarang ini mulai sulit ditebak kapan kemarau dan kapan akan hujan,” tegasya.
Dikatakanya, seharusnya masyarakat yang mata pencahariannya dari menebang pohon dihutan seharusnya mengerti menanam kembali. Karena jika ditebang terus dan lupa menanam pohon kembali, justru akan membuat sulit masyarakat itu sendiri. Timbal balik dari sebuah pekerjaan sudah sepantasnya ada kesinambungan pemeliharan hutan itu dengan cara menanam kembali.
”Melestarikan hutan itu bukan saja pekerjaan satu dua orang, tapi masyarakat seharusnya jangan mengabaikan kelestarian hutan yang menjadi sumber dari semua kehidupan. Jika mata rantai itu sudah diputuskan dan tidak memelihara hutan, tentu yang akan mendapatkan masalah bukan saja penebang hutan itu dan melainkan masyarakat luas yang tidak ikut dalam andil menebang hutan.,” ujarnya.
Rupinus menegaskan, penebangan pohon yang sudah abkir itu bisa saja dilakukan dengan catatan pohon tersebut sudah tidak produktif lagi. Kalau pohon yang tidak lurus dan tidak berbuah lagi seperti yang dimaksud tentu tidak salah bila ditebang, mengingat masyarakat banyak yang membangun rumah. Sebaliknya, jika masih bagus dan produktif jenis pohon yang buahnya bisa dikonsumsi masyarakat sebaiknya jangan ditebang.”Hutan itu milik bersama dan untuk semua orang, sebaiknya tetap dijaga dan dirawat. Menanam pohon itu memerlukan waktu yang tidak sedikit, dari sebab itulah harus dijaga dan ditanami kembali bila daerah yang sudah ditebangi dan daerah tersebut adalah pohon-pohon yang abkir.,” pungkasnya.

0 komentar: